Pengertian Manhaj Salaf
Thursday, September 6, 2012
Kata 'Salaf' menurut bahasa (etimologi)
berarti 'orang yang telah lalu'.38 Makna ini sesuai
dengan firman Allah dalam Surat al-Zukhrūf (43) : 56 ((فجعلنهم سلفا ومثلا ﻠﻶخرين)) "Dan kami telah menjadikan mereka sebagai
pelajaran dan contoh bagi orang-orang yang kemudian."
Salim bin
'Ied al-Hilaliy menyatakan bahwa kata 'Salaf' berarti generasi terdahulu
yang unggul dalam ilmu, iman, keutamaan, dan kebaikan.39
Sedangkan Ibnu Manzur dalam kitabnya "Lisān
al-'Arab"40
mengatakan bahwa salaf bermakna 'orang-orang yang telah mendahuluimu
baik dari nenek moyangmu, karib kerabatmu yang lebih utama dan lebih tua
darimu'. Oleh karena itu generasi pertama kalangan tabi'in dinamakan
Salafus-Salih. Makna ini sejalan dengan hadis Nabi saw ketika beliau bersabda
kepada putrinya Fatiman al-Zahrah: "Sesungguhnya sebaik-baik salaf bagimu
adalah aku."
Secara istilah (terminologi),
salaf adalah sifat yang dikhususkan kepada para sahabat dan orang-orang
yang mengikuti mereka.41 Sedangkan yang di
maksud salaf secara umum adalah sahabat dan tabi'in serta tabi'it
tabi'in, yaitu tiga masa pertama yang telah diberi kesaksian dengan keutamaan
dan kebaikan oleh Rasulullah saw dalam sabdanya:
خيرالناس قرني, ثم الذين
يلونهم, ثم الذين يلونهم
"Sebaik-baik
manusia adalah orang yang hidup di masaku, kemudian mereka yang datang
berikutnya, kemudian orang-orang sesudah mereka.42
Jadi,
istilah salaf ketika dimutlakkan tidak diartikan kepada orang-orang
terdahulu saja, tetapi digunakan untuk para sahabat dan orang-orang yang
meneladani mereka dengan baik. Dan berdasarkan standar ini pula istilah 'salaf'
dimutlakkan kepada orang yang memelihara kemurnian aqidah dan manhajnya
sebagaimana yang pernah dialami oleh Nabi saw serta para sahabatnya sebelum
terjadi perselisihan dan perpecahan. Adapun istilah salafiy merupakan
penisbatan (penyandaran) kepada salaf, yakni penisbatan yang dilakukan
orang-orang mutakhirin (ulama kontemporer) sebagai tanda bahwa ia konsisten
terhadap jalan atau manhaj salaf, khususnya dalam masalah aqidah.43
Dengan demikian dapat diketahui bahwa salafiyah adalah jalan atau manhaj,
bukan jama'ah dan organisasi. Al-Żahabi mengatakan bahwa salafiy adalah
mereka yang berada di atas manhaj salaf, dan seseorang adakalanya
disifati dengan salafi untuk membedakan dengan yang lain tanpa
menyandarkan diri kepadanya sebagai pemberitahuan tantang keadaannya, seperti
al-Żahabi yang telah mensifati al-Daruquţni "orang ini tidak pernah
berkecimpung dalam dunia ilmu kalam dan perdebatan selama-lamanya, dan tidak
pernah mendalaminya walaupun ia seorang salafiy."44
39
Salim bin 'Ied al-Hilaliy, Manhaj Salaf: Manjaj Alternatif, terj. Andi
Arlin (Jakarta: Pustaka Azzam, 2001), hlm. 48.
40
Ibnu Manzur, Lisan al-'Arab, Jilid IX (Beirut: Dar Şadr, t.th.), hlm. 159.
42
Dalam sejumlah jalur periwayatan yang umumnya sahih, hadis di atas menggunakan
lafaż "khairun nas" (sebaik-baik manusia) dan dalam sahihain
tidak ditemukan engan lafaż "khirul qurun" (sebaik-baik
masa atau generasi). Lihat Ukasyah Abdul Manan Aţaibiy, Fatwa-fatwa Syaikh
Albani, terj. Amiruddin Abdul Djalil (Jakarta: Pustaka Azzam, 2003), hlm.
113.
44
Syamsuddin Muhammad bin Ahmad bin 'Usman al-Żahabiy, Siyar A'lām al-Nubāla,
Jilid VI (Beirut: Mu'assasah al-Risalah,
1410/1990) (16/457), hlm. 457.