Pengertian Serat Wedhatama

Dilihat dari arti katanya, Wedhatama berasal dari bahasa Sansekerta. Wedhatama, Menurut kamus Kawi-Indonesia karangan L. Mardiwasito, kata “wedha” berarti ilmu pengetahuan[1], sedang kata “tama” dari utama berarti baik.[2]
Menurut R. Tanojo, arti kata Wedhatama berarti pepathokaning putra. Dari kata wedha berarti pepakem (pathokan) dan tama/utama: berarti anak. Pepathokaning putra berarti pedoman bagi putra putrinya.[3]
Wedha adalah kawruh (bahasa Jawa): pengetahuan/ilmu/ajaran, sedang tama adalah utama: baik, luhur, dan sebagainya. Jadi Wedhatama adalah pengetahuan/ilmu/ajaran untuk mendapatkan/memiliki budi/jiwa yang baik/luhur bagi setiap insan.[4]
S. de Jong mengartikan Wedhatama sebagai “ajaran kesempurnaan” merupakan sebuah syair pendek, tetapi tersohor yang mengandung petunjuk-petunjuk praktis bagaimana hendaknya orang-orang priyayi mengatur hidupnya.[5]
R. Ng. Satyo Pranowo menyatakan bahwa Wedhatama merupakan atining tatakrama mendorong dan mendekatkan diri pada tercapainya cita-cita manunggal, yaitu tentang kebulatan sikap lahir batin berserah diri dan bersatu diri sepenuhnya dengan Penguasa Agung Yang Maha Tunggal (Tuhan YME).[6]


[1] L. Mardiwasito, Kamus Jawa Kuno – Indonesia, (Flores Ende: Nusa Indah), 1978, hlm. 670.

[2] Ibid, hlm. 577.

[3] R. Tanojo, Wedhatama Djinarwo, Surakarta, 1963, hlm. 13.

[4] Yayasan Mangadeg Surakarta, Terjemahan Wedhatama, (Jakarta: Pradnya Paramita), 1979, hlm. 47.
[5] S. de Jong, salah Satu Sikap Hidup Orang Jawa, (Yogyakarta: Yayasan Kanisius), 1976, hlm. 47.

[6] R. Ng. Satyo Pranowo, Bahasan dan Wawasan atas Serat Wedhatama Karya K.G.P.A.A. Mangkunegoro IV, (Surakarta: KRT. Sarjono Darmosarkoro), 2000, hlm. 7.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel