Pengertian intelegensi


Intelegensi atau kecerdasan merupakan suatu kemampuan tertinggi dari jiwa mahluk hidup yang hanya dimiliki oleh manusia, intelegensi diperoleh manusia sejak lahir dan sejak itu pula potensi intelegensi mulai berfungsi mempengaruhi waktu dan kualitas perkembangan individu dan apabila sudah berkembang, maka fungsinya semakin berarti bagi manusia yakni akan mempengaruhi kualitas penyesuaian dirinya dengan lingkungan.[1]
                    Intelegensi bukan suatu yang bersifat kebendaan melainkan suatu fiksi ilmiah untuk mendeskripsikan perilaku individu yang berkaitan dengan kemampuan intelektual.[2]
                    Para ahli mempunyai pengertian yang beragam tentang intelegensi yaitu :
                    Anita E. Woolfolk mengemukakan bahwa menurut teori-teori lama, intelegensi itu meliputi tiga pengertian, yaitu (1) kemampuan untuk belajar; (2) keseluruhan pengetahuan yang diperoleh; (3) kemampuan untuk beradaptasi secara berhasil dengan situasi baru atau lingkungan pada umumnya. Selanjutnya Woolfolk mengemukakan bahwa intelegensi itu merupakan satu atau beberapa kemampuan untuk memperoleh dan menggunakan pengetahuan dalam rangka memecahkan masalah dan beradaptasi dengan lingkungan.[3]
                              Alfred Binet, seorang tokoh utama perintis pengukuran intelegensi bersama Theodore simon mendefinisikan intelegensi atas tiga komponen yaitu (a) kemampuan untuk mengarahkan fikiran atau mengarahkan tindakan; (b) kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila tindakan tersebut telah dilaksanakan dan (c) kemampuan untuk mengeritik diri sendiri atau melakukan autocriticism.[4]
                    David Wechsler pencipta skala-skala intelegensi yang populer sampai saat ini, mendefinisikan intelegensi sebagai kumpulan atau totalitas kemampuan seseorang untuk bertindak dalam tujuan tertentu, berfikir secara rasional, serta mengahadapi lingkungannya dengan efektif.[5]
                    S.C. Utami Munandar dalam bukunya “Mengembangkan Bakat Dan Kreatifitas Anak Sekolah” menyatakan secara umum bahwa intelegensi dapat dirumuskan :  (a) kemampuan untuk berfikir abstrak, (b) kemampuan untuk menangkap hubungan dan untuk belajar dan (c) kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap situasi-situasi baru.[6]
                    Selanjutnya Wood Worth menambahkan bahwa intelegensi erat hubungannya dengan intelek atau pengetahuan. Bukan berarti intelegensi merupakan sejumlah pengetahuan yang dimiliki seseorang melainkan berkenaan dengan kualitas intelek.  Intelek yanng berfaedah yaitu intelek yang siap digunakan . Intelegensi itu sendiri merupakan intelektual yang berdaya guna dan berhasil guna untuk menghadapi atau bertindak dalam suatu situasi atau dalam menyelesaikan masalah dimana dalam bertindak dan memecahkannya tampak intelegen atau bodoh. Jadi orang yang intelegen adalah orang yang mampu berbuat atau bertindak dengan bijaksana, cepat, tepat dan berhasil.[7]


[1] Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum Dan Perkembangan, ( Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1993) hal. 111
[2] Samsu Yusuf, Psikologi Perkembanngan Anak Dan Remaja, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002) hal. 106
[3] Ibid
[4] Saifudin Azwar, Pengantar Psikologi Intelegensi, (Yogyakarta: Pustaka Utama, 2002) hal. 5
[5] Saifudin Azwar, Pengantar Psikologi Intelegensi, (Yogyakarta: Pustaka Utama, 2002) Hal., 7
[6] S.C. Utami Munandar, Mengembangkan Bakat Dan Kreativitas Anak Sekolah; Petunjuk Guru dan Orang Tua,( Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 1992) hal. 19
[7] Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum Dan Perkembangan: Jakarta, Pedoman  lmu Jaya, 1993, Hal. 111

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel